JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mempercepat persiapan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Proyek strategis ini ditargetkan mulai dibangun pada tahun 2030 atau paling lambat 2032.
"Untuk PLTN itu kita mulai on itu 2030 atau 2032. Jadi mau tidak mau kita harus melakukan persiapan semua regulasi yang terkait dengan PLTN," ujar Bahlil dalam Sidang Perdana Anggota DEN Tahun 2025.
Meski demikian, Bahlil menekankan pentingnya sosialisasi masif kepada masyarakat agar pemanfaatan energi nuklir tidak menimbulkan resistensi sosial.
"Perlu sosialisasi besar-besaran agar masyarakat paham dan tidak takut terhadap penggunaan energi nuklir," tambahnya.
Proyek PLTN ini telah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 yang saat ini sedang dalam proses finalisasi untuk segera dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Tak hanya itu, Bahlil juga membahas strategi peningkatan ketahanan energi nasional melalui pembangunan kilang minyak baru berkapasitas 1 juta barel per hari.
Langkah ini merespons kondisi konsumsi minyak nasional yang mencapai 1,5-1,6 juta barel per hari, sementara produksi lifting domestik hanya 580 ribu-610 ribu barel per hari.
"Pak Presiden memberi arahan untuk membangun kilang baru agar ketahanan energi nasional kita lebih kuat," ucapnya.