Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung
BATU BARA –Harga cabai merah yang terus meroket dalam beberapa Minggu hingga mencapai Rp90.000 per kilogram telah membuat para ibu rumah tangga di Kabupaten Batu Bara, khususnya di Tanjung Tiram, mengeluh. Lonjakan harga ini menjadi pukulan berat bagi masyarakat kecil yang bergantung pada penghasilan harian.selasa,28/1/2025
Salah satu ibu rumah tangga, Windi (35), tidak mampu menyembunyikan rasa frustrasinya saat ditemui di pasar tradisional. “Biasanya, saya bisa beli satu kilo cabai merah seharga Rp24.000. Tapi sekarang, dengan harga Rp90.000 per kilo, itu sangat tidak masuk akal bagi kami. Belanja kebutuhan dapur semakin sulit,” ungkap Rina dengan mata berkaca-kaca.
Rina bercerita bahwa cabai merah adalah bahan pokok yang selalu ada di setiap masakan keluarganya. Namun, sejak harga melonjak drastis, ia terpaksa mengurangi pembelian cabai dan mencari alternatif bumbu lain untuk menghemat pengeluaran. “Kami ini bukan orang kaya, bang. Harus pintar-pintar cari cara supaya tetap bisa masak, tapi rasanya tidak seperti biasanya,” tambahnya sambil menghela napas panjang.
Baca Juga:
Hal serupa juga dirasakan oleh Sari (29), seorang penjual nasi uduk yang kini harus memutar otak agar tetap bisa berjualan. “Cabai itu bahan utama. Kalau harga segini, saya harus menaikkan harga jual, tapi takut pelanggan protes. Saya bingung harus bagaimana,” katanya dengan nada sedih.
Lonjakan harga cabai ini diduga akibat menurunnya pasokan cabai dari petani. Cuaca buruk yang melanda beberapa daerah penghasil cabai disebut-sebut menjadi penyebab utama kelangkaan pasokan, yang pada akhirnya memicu kenaikan harga di pasar.
Baca Juga:
Kondisi ini membuat masyarakat berharap agar pemerintah segera mengambil langkah nyata. Warga meminta adanya operasi pasar atau upaya lain yang dapat menstabilkan harga bahan pokok.
“Jangan biarkan kami menderita lebih lama. Harga bahan pokok ini terlalu tinggi. Kami hanya ingin bisa hidup normal tanpa terbebani seperti ini,” pinta windi, seolah mewakili jeritan hati para ibu rumah tangga lainnya.
(MTK-07)
beritaTerkait
komentar