TAPANULI SELATAN -Puluhan hektare lahan persawahan di Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, kini terancam gagal panen akibat krisis irigasi yang mengganggu suplai air ke area pertanian.
Saluran irigasi yang seharusnya menjadi sumber utama pengairan sawah kini mengalami penyumbatan akibat sedimentasi.
"Akibat dari gangguan daerah irigasi Paya Sordang dan saluran irigasi BTR, para petani kesulitan mendapatkan air untuk lahan mereka," ujar Habibi, Senin (14/4).
Di Desa Sidadi I dan II, tanaman padi telah berusia 30 hari setelah tanam (HST), namun pertumbuhannya terhambat akibat kekurangan air.
Sementara itu, di Desa Tahalak Ujung Gading, petani bahkan belum bisa memulai masa tanam karena tidak ada suplai air sama sekali.
Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena lahan pertanian dibiarkan terbengkalai dan petani terancam kerugian besar.
Salah satu anggota Kelompok Tani Bahagia Taba, bersama Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Nora Elfina Harahap, menyebut sekitar 15 hektare lahan di wilayah mereka terdampak akibat saluran irigasi BTR yang tersumbat di pintu kiri.
"Kalau tidak segera ditangani, petani bisa gagal tanam, tanaman mati kekeringan, atau harus mengganti bibit yang jelas menambah biaya," jelas Habibi.
"Kalau pun berhasil tumbuh, hasil panen dipastikan menurun karena pertumbuhan tanaman tidak maksimal."