JAKARTA -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah tajam pada Selasa (8/4/2025), tertekan oleh ketidakpastian global yang semakin tinggi dan dampak dari perang dagang internasional.
Merujuk pada data Refinitiv, rupiah dibuka pada posisi Rp16.850 per dolar AS, terdepresiasi sebesar 1,78% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.
Depresiasi hari ini berbanding terbalik dengan penguatan rupiah pada 27 Maret 2025 yang tercatat sebesar 0,12%.
Ketegangan dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump, menyebabkan ketidakpastian di pasar global, khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Sebagai akibatnya, banyak investor asing memilih untuk menarik diri dari pasar keuangan Indonesia, yang turut memperburuk tekanan pada rupiah.
Meskipun demikian, Bank Indonesia (BI) menegaskan akan tetap melakukan intervensi di pasar keuangan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
BI siap menggelar langkah-langkah agresif, termasuk intervensi di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) guna menstabilkan pasar dan melindungi nilai rupiah.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah 0,21% pada angka 103,04, namun hal ini tidak cukup mengimbangi penurunan signifikan pada nilai tukar rupiah.
Selain itu, Indonesia kini menjadi salah satu korban baru dalam perseteruan perdagangan antara AS dan negara-negara mitra dagang lainnya.
Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa Indonesia akan dikenakan tarif resiprokal hingga 32% sebagai respons terhadap defisit perdagangan AS yang cukup besar dengan Indonesia.