Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung
JAKARTA -Menjelang bulan Ramadan 2025, para pedagang di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, mulai merasakan lonjakan pembeli, terutama pedagang kurma dan peci.
Kenaikan omzet yang signifikan ini membuat para pedagang merasa sangat diuntungkan. Sebagian besar mereka mengaku keuntungan mereka meningkat dua kali lipat dibandingkan hari biasa.
Salah seorang pedagang kurma, Wahyu, mengungkapkan bahwa omzetnya meningkat drastis selama bulan Ramadan.
Baca Juga:
"Ya bisa setengahnya lah, 50 persen kurang lebih (kenaikan keuntungan), lumayan," ujar Wahyu yang menjajakan berbagai jenis kurma di pasar tersebut.
Wahyu menambahkan bahwa dalam sehari ia bisa meraup untung mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta, terutama karena kurma banyak diborong untuk menu buka puasa bersama di masjid-masjid.
Wahyu juga menjelaskan bahwa pelanggan yang datang untuk membeli kurma tidak hanya sekadar hobi, melainkan untuk persiapan berbuka puasa.
"Sehari 500 sampe sejuta sih pernah, biasanya ramai tuh awal-awal gini, pas mau puasa, karena belinya kan pada banyak-banyak.
Ada yang pesan buat bukber juga, ada juga yang langganan orang-orang masjid biasanya," tambahnya.
Selain Wahyu, Yudi, pedagang kurma lainnya, juga merasakan dampak positif dari lonjakan pembeli.
"Wah jauh, biasanya mah kalo hari biasa yang beli paling yang emang doyan, yang hobi gitu rutin beli kurma.
Tapi kalo puasa gini kan yang beli hampir semua rata-rata, makanan buat buka puasa kan," ungkap Yudi.
Yudi mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, omsetnya meningkat, dan keuntungan per hari bisa mencapai Rp 300 ribu.
Pedagang Peci Juga Mengalami Kenaikan Omzet
Tidak hanya pedagang kurma, Yanto yang menjual peci, sarung, dan perlengkapan ibadah lainnya juga merasakan lonjakan omzet yang signifikan.
Ia mengaku keuntungannya meningkat hingga 50 hingga 70 persen dibandingkan hari biasa.
"Bisa naik sampai 50, sampe 70 persen lah kalo dibanding hari biasanya," kata Yanto.
Yanto berencana untuk terus berjualan hingga malam takbiran, karena pada saat itu banyak pembeli yang membeli peci untuk dijadikan THR. "Apalagi nanti mau lebaran, makin-makin (ramainya).
Biasanya kan borongan tuh ada aja, buat ngasih-ngasih THR biasa tuh PT PT, ada juga yayasan segala macam, banyak pokoknya.
(Dagang sampai) malam takbiran lah, itu biasanya kita juga suka kasih korting, diskon, jadi makin laris lah," ujarnya.
(dc/n14)
Tags
beritaTerkait
komentar