Namun, sikap kritis Anita semakin menguat karena menurutnya, kebijakan naturalisasi ini menunjukkan ketidakpercayaan pada potensi pemain lokal Indonesia. PSSI pun mendapat sorotan, terutama terkait dengan keputusan yang terus mengutamakan pemain luar negeri ketimbang memperkuat pembinaan dan pengembangan talenta domestik.
Kritik Terhadap PSSI
Anita menjelaskan bahwa sebagai wakil rakyat, ia merasa perlu untuk mempertanyakan kebijakan PSSI yang terus melakukan naturalisasi. Ia merasa bahwa upaya ini hanya akan berlanjut jika tidak ada perubahan mendasar dalam sistem pengembangan pemain di Indonesia.
“Kami berharap sebagai rakyat Indonesia, saya berharap bahwa ini yang terakhir. Karena kita tidak miskin atlet,” ujar Anita dalam rapat yang dihadiri oleh sejumlah media.
Sejarah Kontroversial Anita Jacoba Gah
Ini bukan pertama kalinya Anita Jacoba Gah menjadi sorotan karena kritik kerasnya terhadap kebijakan pemerintah atau lembaga negara. Sebelumnya, ia juga mendapat perhatian publik ketika memarahi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim pada rapat kerja Komisi X DPR RI pada Juni 2024. Saat itu, Anita menggebrak meja dan menunjukkan ketidaksenangannya terhadap anggaran sebesar Rp 15 triliun yang dialokasikan untuk Kemendikbudristek, sambil mempertanyakan apakah anggaran tersebut digunakan dengan bijak.
Kritik-kritik yang disampaikan Anita Jacoba Gah menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas, baik dalam masalah pendidikan maupun olahraga, yang menjadi fokusnya di Komisi X DPR RI.
Masa Depan Timnas Indonesia
Kritik yang disampaikan Anita ini menyentuh isu penting tentang masa depan Timnas Indonesia, yang diharapkan dapat berkembang lebih baik dengan memanfaatkan potensi atlet lokal. Meskipun naturalisasi dapat memperkuat skuad, banyak pihak yang merasa bahwa kebijakan tersebut tidak boleh menjadi solusi jangka panjang. Sebaliknya, pengembangan pemain muda dalam negeri, peningkatan fasilitas pelatihan, dan pembinaan usia dini harus menjadi prioritas agar Indonesia dapat bersaing di level internasional tanpa bergantung pada pemain asing.