Dharma Pongrekun menyinggung video viral yang beredar di media sosial terkait belasan surat suara yang sudah tercoblos oleh salah satu pasangan calon. Menurutnya, praktik ini merupakan dampak dari serangan fajar yang melibatkan pemberian sembako dan uang tunai kepada pemilih, bahkan KTP mereka diambil untuk mencoblos surat suara sebelum mereka berkesempatan memilih.
“Ini kan viral, kenapa bisa terjadi? Karena mereka sudah diberikan sembako dan uang. KTP mereka diambil, itulah yang terjadi,” tegas Dharma.
Lebih lanjut, Dharma Pongrekun menyatakan bahwa jika tidak ada kecurangan, pasangan Dharma-Kun seharusnya mendapatkan suara lebih dari 52 persen. “Angka kemenangan kita seharusnya lebih dari 52 persen, bahkan bisa jauh lebih besar lagi, karena belum ditambah kategori ketiga, yaitu serangan fajar,” ujarnya.