Selain itu, Tata Kesantra dan Ida N Kusdianti selaku Ketua dan Sekjen FTA juga hadir dalam acara tersebut. Namun, diskusi yang sejatinya berjalan lancar itu berubah menjadi keributan akibat serbuan dari sekelompok orang tak dikenal yang kemudian membubarkan acara secara paksa.
Kecaman terhadap Pembiaran oleh Aparat
Barisan Pro-Demokrasi mengecam keras dugaan pembiaran yang dilakukan oleh polisi dalam insiden tersebut. Mereka menegaskan bahwa aparat keamanan seharusnya bertindak sebagai pelindung hak warga negara, terutama hak untuk berkumpul dan berekspresi.
“Aparat polisi yang membiarkan terjadinya aksi pemaksaan telah melanggar tugas dan layak untuk dikenai tindakan atau sanksi,” kata Barisan Pro-Demokrasi dalam pernyataannya.
Mereka juga menegaskan bahwa tugas pokok kepolisian sesuai dengan undang-undang adalah menjaga keamanan dan ketertiban, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, tindakan atau sanksi tegas harus diberikan kepada aparat yang lalai dalam menjalankan tugasnya.
Tokoh-Tokoh yang Tergabung dalam Barisan Pro-Demokrasi
Barisan Pro-Demokrasi merupakan kumpulan tokoh nasional yang aktif dalam memperjuangkan demokrasi dan supremasi hukum di Indonesia. Beberapa tokoh yang tergabung dalam gerakan ini antara lain M. Said Didu, Anthony Budiawan, Refly Harun, Roy Suryo, Abraham Samad, Petrus Selestinus, Andi Sahrandi, Jimly Asshiddiqie, dan Ikrar Nusabakti.
Selain itu, turut bergabung tokoh-tokoh lainnya seperti Bambang Darmono, Mohammad Johansah, Franz Manisgasi, Ariady Achmad, hingga Erros Djarot dan Anton Manurung. Mereka secara tegas menolak segala bentuk kekerasan dan premanisme yang bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi.
Kasus pembubaran paksa diskusi Forum Tanah Air menjadi perhatian publik karena melibatkan aksi kekerasan di hadapan aparat keamanan yang justru diduga melakukan pembiaran. Barisan Pro-Demokrasi dengan tegas meminta Kapolri untuk mengusut tuntas kejadian ini dan memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang terlibat, termasuk aparat yang diduga lalai dalam menjalankan tugasnya.