MEDAN -Tren nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah kembali menjadi perhatian, terutama setelah salah satu bank menengah atas, PT Bank Permata Tbk, menjual dolar AS pada level tinggi Rp 16.425. Hal ini menandai kelemahan rupiah terhadap dolar AS, yang telah terpuruk 2,27% menjadi Rp 16.200/US$ dalam waktu singkat.
Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap pelemahan rupiah adalah apresiasi indeks dolar AS (DXY) yang terus meningkat selama enam hari berturut-turut. Sentimen risk off yang semakin kuat, didukung oleh perkembangan global seperti data fundamental AS yang menunjukkan kekuatan ekonomi yang masih stabil, juga berpengaruh terhadap pelemahan mata uang emerging market termasuk rupiah.