JAKARTA -Ibu kota Jakarta menyaksikan mobilisasi besar-besaran dalam rangka pengamanan aksi demonstrasi yang menolak RUU Pilkada. Sebanyak 3.719 personel gabungan telah dikerahkan untuk menjaga dan mengamankan berbagai lokasi strategis, termasuk Gedung DPR/MPR RI, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Mahkamah Konstitusi (MK). Aksi ini merupakan tanggapan terhadap keputusan DPR RI yang baru-baru ini membatalkan pengesahan revisi UU Pilkada.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengungkapkan, “Untuk berjaga dan mengantisipasi, dalam rangka pengamanan aksi elemen masyarakat di depan Gedung DPR/MPR RI dan sekitarnya, kami melibatkan sejumlah 3.719 personel gabungan.” Personel tersebut berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI, dan instansi terkait lainnya. Pengamanan ini dirancang untuk memastikan situasi tetap kondusif dan mencegah potensi kericuhan yang mungkin timbul.
Dari total personel yang dikerahkan, sebanyak 2.779 personel ditempatkan secara khusus di sekitar Gedung Parlemen. Penempatan ini bertujuan untuk mengatur alur massa dan mencegah mereka memasuki gedung ataupun menutup jalan tol di belakang Gedung DPR/MPR RI. Selain itu, aparat kepolisian dan petugas lainnya juga disebar ke titik-titik penting seperti Bawaslu, KPU, dan MK untuk memastikan keamanan di lokasi-lokasi tersebut.
Kombes Pol Susatyo menjelaskan bahwa penutupan arus lalu lintas di sekitar Gedung DPR akan dilakukan secara situasional, bergantung pada dinamika dan perkembangan di lapangan. “Apabila jumlah massa dan eskalasi meningkat, maka diadakan penutupan jalan. Apabila jumlah massa tidak banyak, arus lalu lintas akan normal seperti biasa,” ujar Susatyo. Pendekatan ini dimaksudkan untuk menjaga kelancaran lalu lintas sambil memastikan keselamatan dan keamanan peserta aksi serta masyarakat umum.
Lebih lanjut, Susatyo menegaskan pentingnya tindakan persuasif dan humanis oleh seluruh personel yang terlibat. “Saya menekankan kepada seluruh personel untuk selalu bertindak persuasif, tidak terprovokasi, dan mengutamakan negosiasi serta pelayanan secara humanis. Kami ingin memastikan bahwa pengamanan ini dilakukan dengan penuh rasa hormat dan pengertian terhadap hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat mereka,” jelasnya.
Aksi demonstrasi hari ini adalah bagian dari protes terhadap RUU Pilkada yang dianggap kontroversial oleh sebagian elemen masyarakat. Masyarakat yang berunjuk rasa menuntut pembatalan revisi UU Pilkada dan meminta DPR untuk mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut. Dengan pengamanan yang ketat, diharapkan aksi ini dapat berlangsung dengan tertib dan damai.
Pengawasan dan pengamanan yang ketat ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dan aparat keamanan untuk menjaga stabilitas dan mencegah potensi kerusuhan. Keberhasilan pengamanan hari ini akan sangat bergantung pada kemampuan aparat untuk beradaptasi dengan situasi yang berkembang serta menjalin komunikasi efektif dengan peserta aksi.
Pihak berwenang terus memantau situasi secara real-time dan siap mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama berlangsungnya demonstrasi. Pengamanan yang baik diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat dan memastikan bahwa hak-hak konstitusi dapat dilaksanakan dengan tertib.