Jakarta – Uni Emirat Arab (UEA) telah melakukan transformasi besar dalam perekonomian mereka, mengurangi ketergantungan pada minyak dan gas yang semula menyumbang lebih dari 90 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir 1960-an dan awal 1970-an. Saat ini, sektor energi fosil tersebut hanya menyumbang kurang dari 25 persen dari total PDB negara tersebut.
Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdulla Salem Al-Dhaheri, mengungkapkan dalam pertemuan dengan media di Jakarta pada Kamis (28/11/2024) bahwa strategi diversifikasi ekonomi yang dijalankan oleh UEA bertujuan untuk mempersiapkan negara tersebut menghadapi masa depan tanpa bergantung pada cadangan minyaknya. “Presiden kami, Sheikh Mohamed bin Zayed Al-Nahyan, telah mencanangkan pada 2050 kami akan mengekspor barel minyak terakhir kami. Itu artinya, kami tidak lagi bergantung pada (pendapatan dari) minyak. Jadi, waktu kami tinggal 25 tahun lagi,” jelas Dhaheri.Transformasi ekonomi yang dilakukan oleh UEA ini melibatkan berbagai sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, sektor finansial, pariwisata, real estate, penerbangan, energi bersih, serta inovasi dalam teknologi. Negara yang terkenal dengan gedung pencakar langitnya, seperti Burj Khalifa, dan sebagai pusat keuangan global ini telah sukses menarik investasi besar dalam sektor-sektor non-minyak.
Langkah-langkah tersebut juga menunjukkan keseriusan UEA dalam memastikan ketahanan ekonomi jangka panjang. Pemerintah UEA telah berfokus pada pengembangan infrastruktur pariwisata dan real estate yang berkelas dunia, dengan kota Dubai sebagai salah satu tujuan wisata dan investasi terkemuka. Sektor penerbangan juga menjadi pilar penting dengan keberhasilan maskapai Emirates yang telah menghubungkan negara ini dengan berbagai belahan dunia.Selain itu, negara ini juga sangat aktif dalam mengembangkan energi terbarukan, dengan proyek besar seperti pembangkit listrik tenaga surya yang menjadi simbol komitmen UEA terhadap energi bersih. Negara ini juga menyambut inovasi teknologi, berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk menciptakan solusi-solusi masa depan yang dapat memperkuat ekonomi tanpa bergantung pada sektor energi fosil.
Menurut Dhaheri, UEA tidak hanya ingin menjadi negara yang kaya karena cadangan minyaknya, tetapi juga ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mereka mampu bertransformasi menjadi ekonomi yang lebih beragam dan berkelanjutan. “Kami ingin menjadi negara yang menunjukkan bahwa masa depan ekonomi dunia tidak harus bergantung pada minyak,” tambah Dhaheri.Seiring dengan berjalannya waktu, UEA terus memperkuat kolaborasi internasional dengan berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk berbagi pengetahuan dan teknologi dalam berbagai sektor. Sebagai negara yang telah memulai perjalanan menuju ketergantungan ekonomi yang lebih rendah terhadap minyak, UEA menawarkan peluang besar bagi negara-negara lain untuk belajar dari model diversifikasi ekonomi yang telah mereka jalankan.