Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung
KLATEN -Di Dusun Kadirejo, Desa Kadirejo, Kecamatan Karanganom, Klaten, terdapat sebuah masjid yang tetap mempertahankan tradisi lama dengan menggunakan jam matahari, meskipun zaman telah berkembang dengan teknologi modern.
Masjid tersebut adalah Masjid Al-Mujahidin, yang dibangun pada abad ke-18 dan sampai sekarang masih setia menggunakan jam matahari atau yang disebut "jam bencet".
Jam matahari ini bentuknya sangat sederhana, berupa tugu tembok dengan besi yang ditancapkan di atasnya.
Baca Juga:
Di bawah besi tersebut, terdapat garis-garis penanda kemiringan matahari pada lantai masjid yang digunakan untuk menunjukkan waktu shalat, khususnya waktu zuhur.
Meskipun masih menggunakan jam matahari, di teras masjid juga terdapat dua jam kotak kayu dengan lonceng, serta sebuah jam digital modern yang berfungsi untuk menyesuaikan kebutuhan waktu masjid.
Baca Juga:
Namun, jam matahari tetap digunakan oleh warga sekitar untuk menandai waktu zuhur.
Masjid ini memiliki sejarah yang panjang.
Menurut Muti'ulabi (64), salah seorang jamaah masjid, masjid ini sudah ada sejak kakek-neneknya dan telah mengalami renovasi beberapa kali.
"Dulu masjid ini pernah dibakar sekitar tahun 1950-an, tetapi kemudian direhab kembali," ungkapnya.
Dalam sejarahnya, masjid ini dibangun oleh Kiai Ahmad, seorang ulama yang mendirikan pondok pesantren di tempat tersebut.
Kiai Ahmad dikenal sebagai tokoh thoriqoh Syadziliyah, dan masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan dan ziarah bagi masyarakat sekitar dan pengunjung dari berbagai daerah.
Hasyim Fatah (85), sesepuh Dusun Kadirejo, mengungkapkan bahwa masjid ini merupakan masjid kedua, yang dibangun setelah masjid pertama dibakar pada tahun 1949 saat terjadi konflik politik di Indonesia.
Tags
beritaTerkait
komentar