BREAKING NEWS
Minggu, 23 Februari 2025

6 Tradisi Khas Menyambut Ramadan di Indonesia, dari Nyorog Hingga Megibung!

Redaksi - Selasa, 18 Februari 2025 15:58 WIB
20 view
6 Tradisi Khas Menyambut Ramadan di Indonesia, dari Nyorog Hingga Megibung!
Ilustrasi
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

bitvonline.com -Bulan Ramadan segera tiba, dan masyarakat Indonesia menyambutnya dengan berbagai tradisi khas yang telah diwariskan secara turun-temurun. Setiap daerah memiliki cara unik untuk menyambut bulan suci ini, mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal. Berikut beberapa tradisi menyambut Ramadan yang populer di Indonesia:

1. Meugang (Aceh)

Baca Juga:

Di Aceh, tradisi Meugang dilakukan sehari sebelum Ramadan dengan memasak daging sapi, kambing, atau kerbau. Hasil masakan tersebut dibagikan kepada tetangga sebagai bentuk syukur dan persiapan menyambut puasa.

Baca Juga:

2. Malamang (Sumatera Barat)

Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat memiliki tradisi Malamang, yaitu memasak ketan dalam bambu yang dibakar. Hasilnya, ketan yang disebut 'lemang' ini dibagikan kepada keluarga dan tetangga sebagai simbol kebersamaan.

3. Pacu Jalur (Riau)

Menjelang Ramadan, masyarakat Riau menggelar tradisi Pacu Jalur, yaitu lomba perahu panjang yang dihiasi dengan berbagai ornamen. Acara ini menjadi ajang silaturahmi dan hiburan bagi warga setempat.

4. Munggahan (Jawa Barat)

Di Jawa Barat, tradisi Munggahan dilakukan dengan membersihkan diri dan rumah, serta berbagi makanan dengan keluarga dan tetangga. Tradisi ini bertujuan untuk menyambut Ramadan dengan hati yang bersih dan penuh sukacita.

5. Nyorog (Betawi)

Masyarakat Betawi memiliki tradisi Nyorog, yaitu mengirimkan makanan khas Betawi seperti kerak telor dan bir pletok kepada keluarga dan tetangga sebagai bentuk penghormatan dan silaturahmi menjelang Ramadan.

6. Padusan (Jawa)

Di Jawa, tradisi Padusan dilakukan dengan mandi di sumber air suci atau sungai sebagai simbol pembersihan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan puasa.

Tradisi-tradisi ini tidak hanya mempererat tali persaudaraan antarwarga, tetapi juga menjadi sarana pelestarian budaya dan adat istiadat yang kaya di Indonesia. Meskipun cara menyambut Ramadan berbeda-beda, esensinya tetap sama: menyambut bulan suci dengan penuh rasa syukur dan kebersamaan.

(sr/n14)

Editor
: Redaksi
Tags
beritaTerkait
Doa Menyambut Awal Ramadan Sesuai Sunah Rasulullah SAW, Ustaz Adi Hidayat Jelaskan Pentingnya Persiapan Spiritual
Peringatan Hari Arak Bali 2025 Digelar Meriah di Garuda Wisnu Kencana
Dispora Provinsi Jambi resmi menggelar Lomba Perahu Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2025
Wamen Kebudayaan Indonesia,  Giring Ganesha Hadiri Kick Off Subak Spirit Festival di Bali, Ajak Generasi Muda Kembali pada Nilai Kearifan Lokal
Kenduri Kampung Desa Lubuk Cuik, Pj. Bupati Heri Harapkan Hasil Panen Cabai Melimpah
Kapolda Jambi Hadiri Puncak Hari Adat Melayu Jambi: Pelestarian Tradisi dan Kearifan Lokal
komentar
beritaTerbaru