Dalam unggahannya pada Jumat, 23 Agustus 2024, Acha menyatakan, “Setelah harum ‘katanya’ nama pemimpin kita, berakhir mengenaskan seperti ini.. siapa yang sangka, kekecewaan ini bukan Milik yang bersebrangan pilihan saja, tapi Yang Turut memilih Dia pun kecewa.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun Acha termasuk dalam kelompok pendukung Jokowi, ia merasa tidak puas dengan hasil akhir kepemimpinan presiden yang sedang menjabat.
Acha merinci beberapa kebijakan yang menurutnya merugikan rakyat, seperti Undang-Undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja), kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA), serta revisi Undang-Undang Pemilu yang diatur lewat Mahkamah Konstitusi. Ia juga menyebut revisi Undang-Undang Pilkada yang masih belum jelas, menyoroti kekhawatiran akan keputusan-keputusan yang diambil menjelang akhir masa kepresidenan Jokowi. “Keputusan seperti apa yang akan di ketok nantinya,” tulis Acha, merujuk pada kebijakan yang belum final.
Unggahan tersebut dilengkapi dengan tangkapan layar berita yang mengkritik aksi-aksi kebut-kebutan Badan Legislasi DPR dalam membahas revisi UU Pilkada. Acha mencurigai bahwa upaya tersebut mungkin diprakarsai untuk memfasilitasi pencalonan Kaesang Pangarep, anak bungsu Jokowi, dalam Pilkada yang pendaftarannya sudah dekat. Ia menunjukkan ketidakpuasan terhadap perlakuan kasar terhadap para peserta demo Kawal Putusan MK dengan membagikan video di Instagram Story yang memperlihatkan tindakan represif oleh aparat.