BREAKING NEWS
Selasa, 04 Februari 2025

Sport Car Toyota Supra Tabrak Tiang Lampu di Bundaran HI, Pengendara Diduga Kehilangan Kendali

Redaksi - Senin, 03 Februari 2025 17:19 WIB
58 view
Sport Car Toyota Supra Tabrak Tiang Lampu di Bundaran HI, Pengendara Diduga Kehilangan Kendali
Sebuah mobil sport Toyota Supra mengalami kecelakaan
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung
Jakarta – Sebuah mobil sport Toyota Supra mengalami kecelakaan dan menabrak tiang lampu hingga roboh di dekat Bundaran HI, Jakarta Pusat. Diduga, pengemudi kehilangan kendali saat melaju di Jalan MH Thamrin. Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Ojo Ruslani mengungkapkan bahwa kecelakaan terjadi pada Senin (3/2/2025) sekitar pukul 02.00 WIB. Pengemudi berinisial UNY (22) melaju dari arah Utara ke Selatan dan berusaha memutar balik di depan Kedutaan Besar Jerman.

"Sesampainya di Bundaran HI, kendaraan sedan Toyota Supra memutar balik dan sampai di TKP tepatnya depan Kedubes Jerman. Diduga kurang hati-hati dan konsentrasi, oleng lalu menabrak tiang penerangan lampu jalan dan pembatas taman," ujar Ojo. Akibat insiden ini, tiang lampu yang roboh menimpa pengendara motor Honda Vario, pria berinisial ER (31), sementara pengemudi Toyota Supra mengalami luka-luka.


Mobil Supra Ringsek, Pakar Keselamatan Berkendara Beri Peringatan Kecelakaan ini kembali menjadi pengingat bahwa mengendarai mobil sport berperforma tinggi memerlukan keterampilan dan pengalaman yang cukup. Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menekankan bahwa mobil dengan tenaga besar seperti Toyota Supra tidak bisa dikendalikan sembarangan.

Toyota Supra generasi kelima (Mk5) yang dikendarai UNY memiliki mesin 3.000 cc turbo 6-silinder segaris, dengan tenaga maksimal 340 PS dan torsi 500 Nm. Tenaga besar ini dapat menjadi bumerang bagi pengemudi yang belum terbiasa. "Sensitivitas terhadap pedal masih belum bagus, jadi agak kaku saat mau ngegas atau lepas gas. Raungan mesin menimbulkan sensasi adrenalin naik, dan di situ lah power mesin mendominasi pengemudi," kata Sony.


Sony juga menyoroti bahwa banyak pengemudi muda cenderung terburu-buru ingin merasakan kecepatan tanpa mempertimbangkan risiko. "Pemula atau usia muda sering kali sulit mengendalikan mobil sport, akhirnya justru mereka yang dikendalikan oleh mobil tersebut," tegasnya. Ia mengingatkan bahwa kebut-kebutan di jalan raya adalah bentuk ketidaktertiban berlalu lintas yang berbahaya.

"Jalan raya atau tol sering dijadikan ajang trek-trekan. Sekalipun sepi, bukan berarti boleh asal ngegas. Kecepatan tinggi butuh keterampilan, jam terbang, kematangan berpikir, serta emosi yang stabil. Itu pun seharusnya di sirkuit, bukan di jalan umum," tutupnya.

(dc/christie)

Editor
: Redaksi
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru