TAPANULI UTARA -Konflik agraria di Tapanuli Utara semakin memanas seiring berlangsungnya konfrontasi antara PT Toba Pulp Lestari (TPL) dengan masyarakat adat kawasan Danau Toba. Minggu lalu, ratusan massa aksi dari berbagai kelompok masyarakat adat menghadiri rapat di DPRD Sumut dengan tuntutan keras untuk menutup operasi PT TPL. Mereka merasa telah menderita kerugian ekologis yang besar sejak perusahaan tersebut berdiri, mencakup pencemaran lingkungan dan penyalahgunaan sumber daya alam.
Konflik ini juga mengungkap kasus perusakan situs budaya yang penting bagi masyarakat adat. Salah satu kasus yang dipermasalahkan adalah perusakan makam keturunan Ompung Pangumban Bosi Simanjuntak. Situs ini dianggap keramat dan memegang makna spiritual bagi masyarakat adat di kawasan Sipahutar, Kecamatan Sipahutar.