Sukolilo, “Kampung Maling” Yang Dikelilingi Stigma dan Aksi Kebenaran

Kisah ini menjadi cerminan betapa sebuah stigma dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga Sukolilo. Muhadjir Effendy, Menko PMK, menegaskan pentingnya untuk tidak mudah memberikan stigma negatif kepada satu wilayah atau kelompok tertentu. Namun, tantangan yang dihadapi Sukolilo tidak semudah itu untuk diselesaikan.

Pada Minggu, 16 Juni 2024, sejumlah warga Pati menunjukkan solidaritas mereka dengan menggelar aksi Pati Cinta Damai. Spanduk bertuliskan “Masyarakat Pati cinta damai mendukung penegakan supremasi hukum” berkibar di udara, mencoba mengimbangi narasi negatif yang melingkupi Sukolilo.

Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah, mengomentari rencana PDIP untuk mengusung Anies Baswedan di Pilgub DKJ, menyatakan bahwa keputusan ini harus melalui proses negosiasi yang cermat. Begitu pula dengan penanganan Sukolilo, proses untuk merestorasi nama baiknya tidak boleh hanya berdasarkan stigma semata.

Tantangan berat menanti Sukolilo untuk membuktikan bahwa mereka lebih dari sekadar julukan yang diberikan oleh publik. Diperlukan upaya kolektif dari pemerintah, lembaga hukum, masyarakat, dan media untuk membantu Sukolilo bangkit dari bayang-bayang masa lalunya yang kelam. Kesempatan untuk melakukan perubahan ada di tangan mereka sendiri, dengan dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap keadilan dan kebenaran.

Terkait dengan penanganan kasus-kasus kriminal, polisi berjanji akan terus melakukan operasi dan penegakan hukum yang tegas. Sahlan, Kapolsek Sukolilo, menegaskan komitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayahnya. Namun, upaya ini juga harus diiringi dengan upaya yang serius untuk memberikan rehabilitasi sosial bagi Sukolilo, bukan hanya penindakan hukum semata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *