PONTIANAK -Kabar mengenai anggur muscat belakangan ini menarik perhatian publik setelah ditemukan di Thailand bahwa kandungan pestisida dalam buah tersebut melebihi ambang batas aman. Penemuan ini mencuat setelah hasil uji menunjukkan adanya 50 jenis residu beracun yang terdeteksi pada sampel anggur, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan konsumsi buah ini di negara lain, termasuk Indonesia.
Menanggapi situasi ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang dipimpin oleh Taruna Ikrak, segera mengambil langkah koordinasi dengan beberapa pihak terkait, termasuk Badan Pangan Nasional, Kementerian Pangan, dan Badan Karantina Nasional. Tujuan utama dari investigasi ini adalah untuk memastikan apakah anggur shine muscat yang beredar di Indonesia juga terkontaminasi residu berbahaya yang sama. Hingga saat ini, BPOM memastikan bahwa belum ditemukan adanya residu pestisida yang membahayakan pada anggur shine muscat yang dijual di Indonesia.
Di Pontianak, meskipun isu ini tengah hangat diperbincangkan, masih ada pedagang yang menjual anggur muscat. Merry, pemilik salah satu toko buah di Pontianak, mengungkapkan bahwa ia terus menjual anggur shine muscat setelah menerima surat edaran dari pihak berwenang yang menyatakan bahwa buah tersebut aman untuk dikonsumsi. “Sampai saat berita ini beredar, kami sudah menerima surat edaran dari pihak terkait bahwa anggur shine muscat yang beredar di Indonesia aman untuk dikonsumsi. Sampai saat ini kami masih menjualnya,” jelas Merry, Kamis, 31 Oktober 2024.