Namun, sementara Kim Jong Un menunjukkan kekuatan dan ketegasannya, Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menyatakan bahwa pemerintah Korea Utara yang dianggap ‘tidak rasional’ kemungkinan akan melakukan berbagai provokasi, termasuk serangan siber dan gangguan pesawat tak berawak, menjelang pemilu Korea Selatan pada bulan April.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Seoul memperingatkan Korea Utara bahwa rezim mereka akan menghadapi akhir jika mereka memulai perang. Parlemen Korea Utara bahkan memutuskan untuk menghapus undang-undang kerja sama ekonomi dengan Korea Selatan, menurut laporan KCNA.
Tindakan-tindakan keras ini sejalan dengan peningkatan pengujian senjata oleh Korea Utara, termasuk peluncuran rudal jelajah pada tahun ini. Para analis menduga bahwa senjata-senjata tersebut dapat dipasok oleh Korea Utara ke Rusia untuk digunakan di Ukraina, menambah kompleksitas situasi geopolitik di kawasan tersebut.