Kapolres Pelabuhan Belawan Diduga Berbohong dan Rekayasa Kasus

Sehingga, kata Faisal, terjadi pergumulan antara anggotanya dengan target operasi (TO) narkoba tersebut.

“Terjadi tarik menarik antara anggota dengan tersangka, sehingga kemudian senjata tersebut meletus dan mengenai bagian leher dari pada tersangka,” bebernya.

Setelah melihat Iwan alias Nasib roboh bersimbah darah, tiga orang anggota Sat Res Narkoba Polres Pelabuhan Belawan kemudian meninggalkan lokasi.

Iwan dibiarkan menggelepar di tanah dengan kondisi berlumuran darah.

Warga yang mendengar suara tembakan lalu mengejar tiga polisi tersebut.

Mereka kemudian buru-buru masuk ke dalam mobil Toyota Rush warna putih BK 1057 ABD.

Menurut polisi, mereka sempat dilempari warga.
Sehingga mereka segera meninggalkan lokasi penggerebekan.

CERITA VERSI KELUARGAH

Keterangan dari pihak keluarga justru berbeda dari apa yang sudah disampaikan polisi.

Menurut Rian, anak dari Iwan alias Nasib, ayahnya saat itu tengah duduk di depan rumah seorang diri.

Rian pun sempat meminta izin pada ayahnya untuk membeli rokok di warung.

“Aku beli rokok bentar ke belakang, enggak berapa lama, tiba-tiba ada suara tembakan,” kata Rian kepada Awak Media, Senin (17/11/2022).

Setelah mendengar tembakan tersebut, ia pun kembali ke rumah.

Ketika itu, ia langsung histeris melihat ayahnya sudah bersimbah darah.
“Ku pikir entah apa, rupanya ayah ku sudah kena tembak di lehernya, sudah bercucuran darah di leher,” sebutnya.

Rian mengaku, dia sempat melihat tiga orang polisi berkemeja putih meninggalkan ayahnya

Polisinya tiga orang, sempat lihat, cuma nampak dua orang, satu di mobil,” bebernya.
Disinggung mengenai tudingan polisi bahwa ayahnya adalah pengedar narkoba, Rian menampiknya.

Kata Rian, ayahnya tidak lagi berurusan dengan narkoba sejak satu tahun belakangan ini.

“Kata orang itu narkoba, tapi sudah setahun yang lewat ayah ku enggak main narkoba lagi, enggak ada barang bukti,” ucapnya.

Dia mengatakan, setelah melihat ayahnya bersimbah darah, dirinya panik dan langsung menolong ayahnya dan membawanya ke Rumah Sakit Wulan Windi di Medan Marelan.

Aku yang bawa ke rumah sakit naik sepeda motor, dengan bercucuran darah. Baju pun penuh darah,” bebernya.

Kemudian, waktu itu kondisi korban sudah sekarat lantaran darahnya terus mengalir.

Setibanya di rumah sakit di kawasan Marelan itu, korban dirujuk ke RS Bhayangkara Medan, tetapi nyawanya tidak tertolong.

Ia juga menceritakan, selama berhenti menjual narkoba setahun terakhir, kesehariannya ayahnya merupakan penjual nasi goreng dan es kelapa di kawasan Belawan.

Jualan nasi goreng di Belawan, bantuin ibu kadang buka es kelapa juga,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *