Meskipun hingga saat ini belum ada laporan resmi terkait temuan residu beracun di produk anggur muscat di Indonesia, Taruna menggarisbawahi komitmen BPOM untuk terus melakukan pengawasan yang ketat terhadap produk obat-obatan dan makanan yang beredar di wilayah Indonesia. “Sejauh ini dari teman-teman BPOM belum ada laporan. Tapi kami akan bertindak mulai hari ini, kami akan berkomunikasi dengan Kementerian terkait,” ujarnya.
Taruna juga menyoroti potensi dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan dari konsumsi anggur muscat yang terkontaminasi. Residu pestisida yang terdeteksi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan ringan hingga penyakit serius, termasuk kanker dan kerusakan hati. “Kita tahu ini kan residu pestisida macam-macam. Bisa menyebabkan kanker, kerusakan hati, bisa berbagai macam penyakit tambahan dan itu tentu akan menjadi concern kami,” tambahnya.
BPOM mengajak masyarakat untuk tetap waspada dan memantau berita terbaru mengenai keamanan pangan. Mereka berkomitmen untuk memberikan informasi yang jelas dan akurat terkait produk makanan yang beredar di pasaran serta memastikan bahwa semua produk yang dijual memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.