“Rencana bantuan termasuk pangan dan bantuan medis serta pendidikan ditujukan untuk ribuan siswa, akan menjadi prioritas utama negara,” kata Kim Jong-un dalam laporan yang disiarkan oleh kantor berita KCNA, seperti dikutip dari AFP. Ia juga mengungkapkan bahwa pemulihan pascabencana akan dilakukan dengan fokus pada kemandirian negara, menolak tawaran bantuan dari negara lain.
Banjir di Korea Utara telah menarik perhatian internasional, termasuk dari negara-negara tetangga seperti Korea Selatan. Seoul telah menawarkan bantuan kemanusiaan melalui Palang Merah, sementara Rusia juga menyatakan kesediaannya untuk membantu. China dan PBB juga telah menegaskan bahwa mereka siap untuk mengirimkan bantuan jika diperlukan. Namun, Kim Jong-un tetap bersikeras bahwa negara tersebut memiliki kemampuan untuk menangani bencana ini secara mandiri.
Dalam kesempatan yang sama, Kim Jong-un menanggapi laporan dari Korea Selatan yang menyebutkan bahwa jumlah korban jiwa dan hilang akibat banjir mencapai 1500 orang. Kim menilai laporan tersebut sebagai provokasi dan penghinaan terhadap rakyat Korea Utara yang berhasil selamat dari bencana tersebut. Ia menekankan bahwa negara-negara yang menawarkan bantuan harus menghormati kemandirian Korea Utara dalam menangani situasi ini.